Pandemi Covid-19 Belum Usai, Pengganguran Bertambah 10 Ribu Orang di Pasaman Barat

  • Bagikan

Pasaman Barat,Shootlinenewa.com

Adanya Pandemi Covid-19 ini merugikan perekonomian di berbagai Negara, tidak hanya di Indonesia saja. Di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini tingkat gerakan dan tingkat kemiskinan meningkat.
Karena banyaknya para pekerja yang dihimbau di PHK agar dirumah saja dan menerapkan social distancing. Tetapi juga ada para pekerja yang menerapkan kebijakan WFH (Work From Home) yang artinya bekerja dari rumah.

Sayangnya, tingkatan kemiskinan pasti akan terus meningkat. Karena, adanya masyarakat dalam bekerja dan mencari pekerjaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Pasaman Barat, Armen mengatakan adanya peningkatan jumlah pengangguran tidak hanya terjadi di Pasaman Barat. Tetapi juga dialami seluruh daerah kabupaten kota di Indonesia.

Armen mengungkapkan, Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumbar yang mengalami dampak pandemi Covid-19.

“Menurut data BPS Agustus 2020 terjadi lonjakan pengangguran sebanyak 9.979 orang akibat pandemi. Ada kenaikan pengangguran 0,05 persen,” ungkap Armen, Selasa, di Simpang Empat.

Ia menjelaskan di tahun 2019 angka penggangguran tercatat 4,64 persen, sedangkan di tahun 2020 menjadi 4,69 persen atau 9.979 orang. Angka tersebut dipersentasekan dari total angkatan kerja sebanyak 202.840 orang.

Pengangguran yang dimaksud salah satu nya, misal pemilik usaha kantin yang memiliki pekerja yang menutup usaha nya sementara atau seterusnya karena merosot nya jual beli.

Selain itu jumlah pengangguran bertambahnya karena minim nya lapangan kerja sehingga para pencari kerja pemula atau yang baru tamat sekolah belum mendapatkan pekerjaan.

Berikut rincian 9.979 orang pengangguran dibagi 6 berdasarkan klasifikasi umur:

1. Penganggur berusia dari 20 sampai 24 tahun sebanyak 3.719 orang.

2. Penganggur berusia dari 35 sampai 39 tahun sebanyak 596 orang.

3. Penganggur berusia dari 40 sampai 44 tahun sebanyak 1.347 orang.

4. Penganggur berusia dari 45 sampai 49 tahun sebanyak 170 orang.

5. Penganggur berusia dari 50 sampai 54 tahun sebanyak 380 orang.

6. Penganggur berusia dari 55 sampai 59 tahun sebanyak 307.

Dengan demikian, pemerintah mengambil keputusan kebijakan terkait langkah-langkah untuk menghambat adanya penyebaran virus Covid-19.

Dengan cara, yang pertama mengoptimalkan program kartu Pra-Kerja anggran senilai 78,645 Miliar sebanyak 22470 orang, dengan bantuan 2,4 juta rupiah / bantuan pelaku UMKM melalui BPUM sasaran 18 ribu orang dengan total 43 Miliar.

Disamping itu Dinas Sosial mengucurkan bantuan kepada peserta penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Pemda Pasaman Barat juga memberikan bantuan kepada 6000 orang dengan bantuan Rp. 500.000 /bulan.

Hampir dua tahun masa pandemi 900 orang mengurus administrasi AK.1 kartu Kuniang kartu pencari kerja (Penjaker) di Disnaker Pasbar. karena terbatasnya Lapangan kerja atau bursa lowongan kerja, bahkan usaha yang pun gulung tikar, pencaker cendrung mencari kerja  diluar daerah (merantau).

“Ditinjau dari klarifikasi pendidikan, Pencaker di Pasaman Barat terbanyak tamatan SLTA dibandingkan daripada klarifikasi tamatan perguruan tinggi,” Jelas Armen.

Untuk itu Pemda Pasaman Barat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pasaman Barat telah terus berupaya sebelumnya menekan laju angka pengangguran tersebut, namun karena dampak COVID-19 semua lini usaha tidak bisa berjalan dengan maksimal.

“Kita telah berupaya meningkatkan pelatihan terhadap pencari kerja melalui program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Usaha Baru, dengan memberikan bantuan dan pemberdayaan kepada sebanyak 14 kelompok,” terangnya.

Bantuan dan pemberdayaan yang dimaksud dijelaskan Armen lebih lanjut seperti memberikan bantuan mesin jahit dan pelatihan terhadap belasan kelompok TKM Usaha Baru itu.

Menurutnya dana yang telah dikucurkan pada tahun 2020 untuk belasan kelompok TKM Usaha Baru senilai Rp 250 juta diperuntukkan pembelian mesin jahit dan belum lagi biaya operasional untuk pelatihan bagi para anggota kelompok.

Disamping itu Armen juga mengaku, pihak nya terus berupaya mendorong perusahaan perkebunan yang ada di Pasaman Barat agar menyalurkan dana CSR untuk diperuntukkan biaya pemberdayaan masyarakat.

“Kita telah mendorong perusahaan agar dana CSR sebagiannya diperuntukkan untuk pemberdayaan warga sekitar perusahaan, sehingga dengan itu bisa dengan sendiri nya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan,” ungkapnya.

Selain itu katanya, pihaknya juga telah melakukan penjaringan untuk program penempatan kerja ke luar negeri. Sementara ini telah ada 2 calon TKI yang akan diberangkat ke Jepang.

Dua orang calon TKI tersebut bakal bekerja di Jepang dalam bidang kesehatan dengan gaji Rp 40 juta per bulan. Sedangkan untuk keberangkatan terpaksa tertunda karena pandemi COVID-19.

“Seharusnya telah diberangkatkan, namun karena pandemi COVID-19 terpaksa ditunda dan selain itu sedang memahirkan bahasa Jepang. Tapi InshaAllah akan kita berangkatkan tahun ini,” katanya.

Ia juga berjanji bakal berupaya menekan laju angka pengangguran dengan mewujudkan mengaktifkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di Plasma V yang hingga saat ini belum pernah dipergunakan.

“Sekarang menunggu perda pembentukan UPT BLK ini. Jika perda sudah dibentuk, kita bisa segera melakukan pelatihan. Yang sudah kita rancang untuk pelatihan perbengkelan, kelistrikan dan tekhnologi informasi,” ulasnya.

“Mudah-mudahan di awal tahun 2022 mendatang BLK Plasma V ini bisa dimanfaatkan. Kita semua sangat berharap itu bisa digunakan segera, dan Pandemi Covid-19 berakhir pula,” tutup Armen.

Penulis: Dodi Ifanda Rang TaluEditor: 001
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *