Padang Pariaman | Harapan ribuan warga di Kecamatan Lubuk Alung untuk kembali menikmati akses transportasi yang layak perlahan menemukan titik terang. Setelah bertahun-tahun menanti, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis (JKA) terus menunjukkan komitmennya memperjuangkan pembangunan Jembatan Kayu Gadang di Nagari Sikabu — penghubung vital bagi empat nagari di wilayah tersebut.
Langkah terbaru sang bupati membuahkan hasil penting. Dalam kunjungannya ke Jakarta, JKA melakukan audiensi langsung dengan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, serta Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Roy Rizali Anwar. Pertemuan ini membahas tindak lanjut usulan pembangunan jembatan baru menggantikan jembatan lama yang rusak berat dan nyaris tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Pembangunan jembatan ini bukan hanya tentang beton dan baja, tapi tentang harapan masyarakat untuk hidup lebih sejahtera dan terhubung dengan dunia luar,” ujar Bupati JKA penuh semangat dalam pertemuan itu. Kalimat sederhana, tapi mengandung makna mendalam: bahwa infrastruktur bukan hanya proyek, melainkan urat nadi kehidupan rakyat.
Jembatan Kayu Gadang memiliki arti strategis yang tak bisa diremehkan. Ia menghubungkan Nagari Balah Hilie, Sikabu, Salibutan, dan Lubuk Alung — dengan total penduduk sekitar 23.557 jiwa atau 7.076 kepala keluarga. Setiap hari, masyarakat harus memutar jauh hingga belasan kilometer hanya untuk menuju pasar, sekolah, atau puskesmas terdekat akibat jembatan lama yang nyaris putus.
Dalam data teknis yang telah disiapkan Pemkab, jembatan baru akan memiliki panjang total 110 meter, terdiri dari 30 meter gelagar beton dan 80 meter rangka baja. Semua dokumen penting, mulai dari Detail Engineering Design (DED) hingga izin penggunaan bentang sungai dari Dirjen Sumber Daya Air, telah lengkap disusun dan diserahkan sebagai dasar pengajuan ke pemerintah pusat.
Bupati JKA menegaskan, upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk memastikan pembangunan merata hingga ke pelosok. “Kami sadar, kemajuan daerah tidak diukur dari megahnya kantor, tetapi dari mudahnya rakyat bergerak dan menggerakkan ekonomi,” ungkapnya.
Dukungan pun mengalir. Komisi V DPR RI dan Dirjen Bina Marga menyatakan siap menindaklanjuti secara teknis dan administratif proposal pembangunan tersebut. Bupati berharap, dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat, proyek strategis ini bisa segera masuk dalam program prioritas tahun anggaran mendatang.
Bagi warga Sikabu dan sekitarnya, jembatan ini lebih dari sekadar penghubung dua tepi sungai. Ia adalah “jembatan harapan”, yang akan membuka akses bagi hasil pertanian, memudahkan anak-anak sekolah menyeberang tanpa rasa takut, dan mempersingkat waktu tempuh warga menuju pusat ekonomi.
“Kalau jembatan ini selesai, kami tidak perlu lagi menyeberang pakai perahu atau jalan kaki jauh memutar,” ujar seorang warga, menggambarkan betapa besar harapan masyarakat terhadap proyek ini. Di matanya, JKA bukan hanya seorang bupati, tapi sosok pemimpin yang benar-benar mendengar dan bergerak.
Kini bola berada di tangan pemerintah pusat. Namun satu hal pasti: perjuangan Bupati John Kenedy Azis belum berhenti. Ia terus mengawal setiap proses, memastikan bahwa suara rakyat yang lama terpendam di tepian Sungai Kayu Gadang akhirnya menemukan jawabannya — dalam bentuk jembatan kokoh yang akan menjadi saksi perjalanan pembangunan Padang Pariaman menuju masa depan yang lebih baik.
Catatan Redaksi:
Tulisan ini disusun berdasarkan informasi resmi dari laman Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman (3/11/2025), dokumentasi audiensi Bupati Padang Pariaman di Kementerian PUPR, serta keterangan lapangan masyarakat Kecamatan Lubuk Alung.


							










