Oleh Labai Korok Piaman
Buya Mahyeldi menjelang awal Desember tahun ini didera isu negatif bahwa APBD tahun 2022 akan bersisa 1,3 triliyun. Semua jagat medsos hiruk-pikuk, media daerah, sampai nasional tidak luput mengeluarkan pemberitaan itu.
Ternyata akhir Desember ini Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) APBD Sumatra Barat tahun 2022 diproyeksikan akan sebanyak Rp 250 miliaran. Hal itu dijelaskan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Pemprov Sumbar, Hefdi, saat dihubungi awak media, Rabu (21/12/2022) lalu.
Saat ini kata Hefdi, realisasi belanja SKPD di Sumbar sudah mencapai 83,96%, merujuk data rekapitulasi Selasa (20/12/2022) lalu. Ia menyebutkan, pihaknya setiap hari menjelang akhir tahun anggaran 2022 ini, selalu merekapitulasi data laporan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) soal uang yang telah dibelanjakan.
Tapi hoax 1,3 triliun sudah viral dijagan daerah maupun nasional, dari munculnya hoax 1,3 triliyun itu terkesan isi opininya menyudutkan Buya Mahyeldi dan Uda Audy tidak sanggup mengelola APBD Sumatera Barat ini, ujung cerita sinetron bahwa Mahyeldi-Audy gagal memimpin Sumbar ini.
Namanya Buya Mahyeldi seorang pekerja keras, beliau membuktikan bahwa serapan APBD maksimal dengan Silpa yang kecil, dan ini prestasi yang perlu diberi apresasi, berharap media mempublikasikan.
Dari awal Penulis sudah menjelaskan dalam tulisan terdahulu bahwa “wajar serapan APBD Lambat” karena banyak faktor yang menyebabkan lambat seperti didinas peternakan tidak bisa terserap 90 persen karena Indonesia terkena penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk daerah Sumatera Barat, maka puluhan milyar dana pembelian ternak tidak bisa direaliasikan.
Begitu juga dengan pengerjaan dibidang kontruksi lambat anggaran tersepar karena dua bulan semenjal Oktober, November dan awal Desember cuaca tidak mendukung untuk mempercepat pengerjaan fisik bangunan jembatan, irigasi.
Tapi kalau seandainya anggaran bidang konturksi itu bisa diberikan kesempatan diperpanjang kontraknya setelah Desember maka semua pengerjaan akan bisa selesai dan serapan bisa tinggi.
Menurut catatan penulis Silpa daerah baik kab, kota dan propinsi tersebut tetap akan bersisa sebesar 15 persen, ini dikarnakan proses pelelangan barang dan jasa yang saat penawaran turun dibawa 15 persen sampai 30 persen. Berarti hasil lelangan atau tender menyisakan dana.
Banyak sebenarnya yang bisa Penulis jelaskan tentang serapan APBD Sumbar ini untuk sebagai ilmu pengetahuan buat masyarakat, agar tidak terjebak dengan hoax, yang pada dasarnya itu telah menzholimi Buya Mahyeldi dan Uda Audy. Mari bangun Sumbar Madani[*].