Pemilihan Ketua Ikaspensa Padang Memanas, Alumni Tolak Hasil Mubes Periode 2025-2030

  • Bagikan

Ket Foto: Ketua Alumni SMPN 1 Padang Angkatan 92, Budi Syahrial bersama tim angkatan memberikan keterangan pers di Padang, Senin (8/4/2025)

PADANG | Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Keluarga Alumni SMPN 1 (Ikaspensa) Padang periode 2025-2030 diwarnai aksi walk out (WO) dari tujuh angkatan alumni.

Aksi ini dipicu dugaan tindakan diskriminatif dan ketidakadilan dalam proses pemilihan ketua umum. Ketua Alumni SMPN 1 Padang Angkatan 92, Budi Syahrial, mengungkapkan kekecewaannya atas jalannya Mubes yang dinilai tidak demokratis.

“Kami sangat kecewa dengan proses Mubes ini. Banyak kejanggalan dan tindakan yang tidak sesuai dengan semangat kekeluargaan dan demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi,” ujar Budi dalam jumpa pers di Padang, Senin (8/4/2025).

Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah perubahan mendadak terkait jumlah delegasi yang memiliki hak suara.

Awalnya, setiap angkatan diminta mengirimkan tiga delegasi, namun kemudian dibatasi hanya satu orang. Hal ini memicu protes dari sejumlah angkatan, termasuk angkatan 92.

“Perubahan ini tidak disosialisasikan dengan baik. Tiba-tiba saja, kami diberitahu bahwa hanya satu delegasi yang memiliki hak suara. Ini jelas tidak adil,” tegas Budi.

Selain itu, Budi juga mempertanyakan keabsahan hak suara yang diberikan kepada panitia dan formatur. Menurutnya, panitia seharusnya berperan sebagai fasilitator, bukan memiliki hak suara.

Kejanggalan lain yang disoroti adalah adanya delegasi dari angkatan 87 yang ternyata bukan alumni SMPN 1 Padang, melainkan lulusan SMPN 8 Padang.

“Kami mempertanyakan dasar penetapan panitia dan formatur sebagai pemilik hak suara. Ini tidak sesuai dengan prinsip demokrasi, di mana suara tertinggi seharusnya berasal dari delegasi peserta,” ungkapnya.

Tindakan diskriminatif juga diduga dilakukan panitia terhadap delegasi dari angkatan lain. Beberapa delegasi yang telah mendaftar dan membayar kontribusi justru tidak diperbolehkan masuk ke ruang Mubes. Hal ini memicu keributan di luar ruang sidang saat proses pendaftaran.

“Banyak kawan-kawan yang telah mendaftar dan ingin berpartisipasi, tetapi didiskualifikasi tanpa alasan yang jelas. Ini sangat mengecewakan,” kata Budi.

Akibat dari berbagai kejanggalan ini, empat angkatan, yaitu angkatan 89, 91, 92, dan 83, memutuskan untuk walk out dari Mubes. Kemudian, disusul oleh dua angkatan lainnya. Mereka menilai proses pemilihan ketua umum Ikaspensa periode 2025-2030 tidak sah dan tidak demokratis.

“Kami tidak ingin ikut serta dalam proses yang tidak adil ini. Kami menolak hasil Mubes ini,” tegas Budi.

Angkatan 92 juga menyayangkan pernyataan Sekretaris Panitia Reuni dan Mubes, Roza yang menyebut angkatan lain hanya sebagai tim sorak. Mereka menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap angkatan lain.

“Kami merasa dilecehkan dengan pernyataan tersebut. Kami bukan tim sorak, kami adalah alumni yang peduli dengan Ikaspensa,” ujar Budi.

Saat ini, angkatan 92 dan angkatan lainnya yang walk out telah menyerahkan mandat kepada Lintas Angkatan Peduli Spensa untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mereka juga telah mengirimkan surat pernyataan penolakan hasil Mubes kepada Lintas Angkatan Peduli Spensa.

Sebelumnya diberitakan, Edwin Latief terpilih sebagai ketua Ikaspensa untuk periode 2025-2030. Pemilihan ini terjadi dalam Mubes Alumni Ikaspensa Lintas Angkatan yang diadakan pada Minggu, (6/4/2025) di Pangeran Beach Hotel.

Edwin Latief juga memegang jabatan sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Lemhannas RI dan merupakan alumni SMPN 1 Padang angkatan tahun 1985.

Ia menggantikan Hardizon Bahar yang telah menjabat sebagai Ketua Ikaspensa untuk periode yang cukup panjang, yaitu dari 2011 hingga 2025. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *