Pasaman, Shootlinenews–Nama baik Kabupaten Pasaman tercoreng. Pasalnya, emosi puluhan masyarakat dan keluarga korban pencabulan memuncak, sehingga rumah orang tua pelaku pencabulan puluhan anak di Tanjung Aro II Nagari Bahagia Padang Galugua, Kecamatan Padang Gelugur dirobohkan paksa oleh massa.
Baru-baru ini telah terjadi perbuatan aksi tindak pencabulan terhadap puluhan anak-anak dibawah umur oleh salah seorang remaja dengan rentang usia 20-an inisial RP, warga asal Tanjung Aro II, Jorong Tanjung Aro Selatan, Nagari Bahagia Padang Galugua, Kecamatan Pasaman.
Dari penelurusan tim media beberapa hari belakangan ini, mirisnya korban merupakan anak-anak berusia 12 tahun kebawah yang rata-rata masih duduk di sekolah dasar dengan jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan keterangan salah seorang keluarga korban yang enggan disebutkan namanya, total jumlah korban sudah mencapai 45 orang, dan saat ini masih terus dilakukan penelusuran yang berkemungkinan korban masih akan terus bertambah.
” Sampai pukul 12.00 siang ini (Selasa, 3/10), sebanyak 45 anak sudah mengaku sebagai korban, dan hari ini sudah ada penambahan dua orang korban lagi, kemungkinan masih ada korban-korban lain yang masih enggan mengaku karena adanya ancaman atau intimidasi terhadap korban,” ungkapnya.
Diceritakan, awal mula kasus terbongkar karena salah seorang warga meminjam handphone dari pelaku yang saat itu sedang tertidur, warga tersebut sontak kaget melihat ada beberapa video yang tidak wajar yang direkam secara sengaja oleh pelaku yang kemudian video tersebut diambil secara diam-diam oleh warga dan dikirimkan ke salah satu grup whatshapp di perantauan.
” Melihat video pelecehan pelaku bersama korban, saudara di perantauan langsung geram dan meneruskan video langsung ke orangtua korban, makanya langsung dilaporkan ke pihak berwajib,” terangnya.
Setelah dilakukan penelusuran oleh pihak sekolah, ternyata banyak anak-anak yang mengaku memang sudah mendapatkan perlakuan tidak wajar oleh pelaku, bahkan pengakuan anak-anak ada yang diancam akan dipukuli.
Lebih lanjut, setelah mendapatkan keterangan dari para korban, kasus pelecehan oleh pelaku sudah dilakukan dari bulan Maret 2023 lalu, bahkan saat ini ada beberapa korban yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Sambil berlinang air mata, keluarga korban merasa syok dan tidak menyangka bahwa pelaku tega berbuat seperti itu, apalagi korban merupakan seorang anak laki-laki.
“Keseharian pelaku sangat ramah, bahkan sangat giat dalam bekerja, makanya kita masyarakat tidak menyangka pelaku tega berbuat seperti ini,” sambungnya.
Saat ini, Seluruh keluarga korban berharap pelaku dihukum dengan seberat-beratnya, mengingat ini merupakan kasus penyimpangan.
“Pelaku diamankan pada hari Selasa (25/9) oleh pihak kepolisan, setelah diselidiki oleh pihak sekolah, saya juga baru mengetahui pada Sabtu (30/9) bahwa anak saya juga menjadi korban, pengakuan anak saya katanya sempat dipukul dan disuruh merokok oleh pelaku,” ungkapnya sembari menahan amarah.
Diungkapkan, amarah keluarga korban dan masyarakat tidak lagi terbendung hingga merobohkan rumah dari pelaku pada Senin (1/10) pagi.
“Karena rumah pelaku saat dilakukan penangkapan sudah kosong, sementara korban semakin bertambah, bahkan keluarga korban ada yang meninggal dunia mendengar berita bahwa anaknya ikut menjadi korban, makanya emosi dari kaum ibu dan masyarakat tidak lagi bisa dibendung, kaum ibu bertugas mengeluarkan barang-barang pelaku dari dalam rumah untuk di bakar, sementara untuk rumah pelaku dirobohkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Dari kesaksian orangtua korban, Dinas Perlindungan Anak dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman masih melakukan pendataan terhadap korban untuk sekaligus dilakukan visum dan dilakukan pemeriksaan untuk mencegah adanya penyebaran penyakit.
“Sekarang keluarga korban yang baru mengetahui anaknya menjadi korban sudah diminta untuk melapor ke polsek, agar nanti pihak dinas terkait melakukan penanganan secara cepat terhadap korban,” tukasnya.
Sementara itu, untuk lokasi kejadian pencabulan itu, pelaku melakukan aksi bejatnya di dekat mesjid, pondok-pondok sawah, lapangan sepak bola hingga di rumah pelaku.
Sementara, Wali Nagari Bahagia Padang Galugua, Ali Fitra membenarkan adanya dugaan pencabulan sesama jenis di nagari yang dia pimpin. Namun berapa jumlah yang jadi korban belum diketahuinya pasti.
Begitu juga rumah orang tua pelaku juga sudah dirusak keluarga korban hingga tak layak huni lagi. “Yang menjadi korban masih sekitar 20 orang baru,” kata Ali Fitra.
Sementara, Kapolsek Pasaman M Choir saat dikonfirmasi via telepon masih bungkam. “Maaf pak tidak melayani via WA, harap maklum,” tulis Kapolsek Panti via WA.
Terpisah, Kapolres Pasaman AKBP Yudho Huntoro saat dikonfirmasi Padang Ekspres melalui via telepon membenarkan peristiwa tersebut. Pelaku juga sudah diamankan di polres setempat pada Selasa (25/9) lalu. Dia juga berjanji akan mengirimkan data lengkap terkait peristiwa tersebut..
(Dolop)